Tahun depan akan menjadi saat yang paling tepat untuk Korea Utara untuk meningkatkan program nuklirnya karena perubahan kepemimpinan mendatang di Amerika Serikat dan Korea Selatan, menurut seorang pejabat Korea Utara senior yang membelot baru ke Selatan. "Dengan Korea Selatan mengadakan pemilihan presiden dan AS mengalami transisi pemerintahan, Utara melihat 2017 sebagai waktu utama untuk pengembangan nuklir," kata Thae Yong-ho, yang tertinggi kedua diplomat Korea Utara di London. Thae membelot ke Korea Selatan pada bulan Agustus, menjadi yang paling pejabat senior Korea Utara membelot dalam hampir 20 tahun. Pada konferensi pers hari Selasa dengan wartawan Korea Selatan, Thae menegaskan dia tidak menyadari status program nuklir Korea Utara, tetapi menyatakan keyakinannya bahwa China tidak akan parah mendisiplinkan Korea Utara untuk program nuklirnya karena disintegrasi Korut bisa menghasilkan AS- gabungan ramah Korea. Thae mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jung Un tidak memiliki rencana untuk melepaskan senjata nuklir negaranya bahkan jika ia ditawarkan uang dalam jumlah besar. Diplomat itu diasingkan mengatakan Kim adalah mempercepat program pengembangan nuklir negara itu dengan maksud memiliki senjata nuklir pada akhir tahun depan. Korea Utara melakukan dua uji coba nuklir tahun ini dan menembakkan lebih dari 20 rudal balistik. Dan secara terbuka berjanji untuk mengembangkan kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat dengan senjata nuklir. Presiden terpilih Donald Trump mengatakan ia nikmat pembuatan senjata nuklir oleh Jepang dan Korea Selatan sebagai pencegah ke Korea Utara, posisi yang diminta tanggapan tajam dari pemerintahan Presiden Barack Obama, yang telah mendukung kebijakan dekade-lama nonproliferasi. Donald Trump akan mengambil kendali dari cabang eksekutif dari pemerintah AS pada 20 Januari dan Korea Selatan akan mengadakan pemilihan presiden tahun depan. Thae diprediksi Korea Utara akan berusaha untuk membuka dialog dengan dua administrasi baru dalam upaya untuk memperoleh status tenaga nuklir. Sementara itu, Thae kata, Korea Utara akan terus melakukan uji coba nuklir dalam upaya untuk mencegah kebijakan sanksi berorientasi Korea Selatan dan Washington terhadap Korea Utara. Direktur AS National Intelligence James Clapper mengatakan pada Oktober bahwa meyakinkan Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya adalah sia-sia. "Mereka berada di bawah pengepungan dan mereka sangat paranoid. Jadi gagasan menyerah kemampuan nuklir mereka, apa pun itu, adalah nonstarter dengan mereka," kata Clapper dalam pidato di hadapan Dewan Hubungan Luar Negeri Kontak Perkasa Futures Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Official Website
PT Kontak Perkasa Futures Profil Perusahaan Legalitas Badan Regulasi Fasilitas dan Layanan Archives
May 2017
Categories
All
Networks
|