Bila kalah dalam referendum, Renzi menyatakan akan mundur dari posisinya. Dari proyeksi perhitungan, sepertinya suara menolak reformasi bakal menang dengan persentase 59,5%.
Minggu kemarin, warga Italia melakukan referendum yang krusial. Referendum ini dilakukan untuk menentukan apakah rakyat Italia menyetujui reformasi konstitusional yang akan dilakukan oleh Perdana Menteri, Matteo Renzi. Setelah munculnya Brexit, kemenangan Donald Trump, kondisi politik di Italia akan mempengaruhi kondisi ekonomi Uni Eropa dan dunia. Kondisi ini menjadi perhatian investor. Bayangkan saja, imbal hasil atau yield dari surat utang pemerintah Italia naik di atas 2% dalam beberapa pekan terakhir. Jauh di atas yield surat utang pemerintah Jerman yang hanya 0,3%. Ini menandakan harga dari surat utang ini menurun. Sentimen negatif dari mundurnya referendum Italia yang menyebabkan mundurnya Renzi ini juga membuat bursa saham Tokyo jatuh. Pagi ini, indeks saham Nikkei 225 dibuka turun 0,41% atau 76,16 poin ke 18.349,92. Bila Renzi mundur, akan timbul ketidakpastian ekonomi, dan bisa mengancam krisis perbankan, yang saat ini mengalami kredit bermasalah besar. Sementara dari AFP pagi ini dilaporkan nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turun ke tingkat terendahnya dalam 20 bulan terakhir. Ini terjadi setelah Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, mengumumkan pengunduran dirinya karena kalah pada referendum. Harga saham bank di Italia juga ikut turun. Sejumlah investor melihat ada risiko besar di negara-negara pengguna mata uang euro (eurozone). Bila kondisi politik parah, pasar keuangan bakal turun dan resesi bisa terjadi. Sejumlah analis takut akan adanya krisis yang dalam bila terjadi ketidakstabilan politik di Italia, karena krisis di sektor perbankannya, dan akan menimbulkan krisis keuangan di wilayah eurozone. Bila Renzi mundur, maka Presiden Sergio Mattarella bakal diminta untuk menunjuk pemerintahan baru hingga pemilu selanjutnya pada pertengahan 2018. Dilansir dari CNN, Senin (5/12/2016), risiko juga datang dari perbankan di Italia, yang memiliki kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 360 miliar euro atau sekitar US$ 383 miliar. Jumlahnya 1/3 dari total NPL di seluruh eurozone. PM Italia mundur setelah kalah telak dalam referendum | Kontak Perkasa Futures Kubu 'Tidak' didukung partai-partai populis, dan referendum dianggap sebagai barometer sentimen anti kemapanan di Eropa. Namun referendum justru digunakan sebagai kesempatan untuk mengungkapkan ketidak-puasan publik pada sang perdana menteri. Exit poll dari jaringan televisi RAI mengisyaratkan hanya 42-46% suara mendukung reformasi, sementara 54-58% suara memilih Tidak. Dalam jumpa pers larut malam, ia mengatakan bertanggung-jawab atas hasil ini, dan kubu 'Tidak' kini harus mengajukan proposal yang jelas. Gagasan reformasi yang diajukan Renzi, disebutkan, bertujuan memangkas birokrasi Italia dan membuat negeri itu lebih kompetitif. "Semoga sukses bagi kita semua," kata PM Renzi kepada para wartawan. Ditandaskannya, ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden Italia, Senin, setelah melakukan rapat kabinet terakhir. Pemimpin oposisi, Matteo Salvini, dari kubu anti-imigran Liga Utara menyebut hasil ini "kemenangan rakyat terhadap kekuatan-kekuatan tiga perempat dunia. Presiden diperkirakan akan memintanya untuk tetap mengemban jabatan yang sudah disandangnya sejak 2,5 tahun itu hingga disahkannya anggaran negara oleh parlemen, bulan ini juga. Hasil ini juga disambut kalangan kanan anti imigran di Eropa.Mata uang Euro langsung jatuh terhadap Dollar AS setelah hasil referendum ini. Partai populis Gerakan Bintang Lima mengatakan siap untuk memerintah Italia. "Mulai besok kami akan menyiapkan pembentukan pemerintahan Gerakan Bintang Lima," kata pemimpinnya, Luigi Di Maio. Kontak Perkasa Futures
0 Comments
Leave a Reply. |
Official Website
PT Kontak Perkasa Futures Profil Perusahaan Legalitas Badan Regulasi Fasilitas dan Layanan Archives
May 2017
Categories
All
Networks
|