Harga minyak pada Senin (6/3/2017) ditutup turun | PT Kontak Perkasa Futures Cabang MakassarMenurut kepala pasar dari Tradition Energy Gene McGillian, pemotongan produksi OPEC kurang mampu mengimbangi peningkatan pasokan AS. "Ide perpanjangan pemotongan produksi akan mendorong (harga) dalam jangka menengah. Arab Saudi sebagai anggota terbesar OPEC perlu mendorong harga lebih tinggi," kata McGillian. Menteri Minyak Irak Jabbar Al-Luaibi mengatakan, nampaknya periode pemotongan produksi perlu diperpanjang hingga paruh kedua tahun 2017, seperti dikutip dari Bloomberg. Menurut laporan sama, Irak siap ikut serta jika periode diperpanjang. Pada kesepakatan pertama, Irak menurunkan produksinya 210.000 bph. IEA melaporkan, produksi minyak serpih AS kemungkinan akan tumbuh menjadi 1,4 juta barel per hari (bph) pada 2022 dengan harga minyak 60 dollar AS per barel. Kapasitas produksi akan meningkat di atas 3 juta bph jika harga minyak mencapai 80 dollar AS per barel. Di saat yang sama terlihat penurunan permintaan terhadap produk sulingan Eropa. Harga minyak pada Senin (6/3/2017) ditutup turun setelah International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional memperkirakan potensi peningkatan minyak serpih di Amerika Serikat (AS), serta lemahnya permintaan terhadap produk sulingan Eropa. Dikutip dari CNBC, Selasa (7/3/2017) patokan minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 13 sen menjadi 53,20 dollar AS per barel. Sedangkan, patokan Brent naik 15 sen menjadi 56,05 dollar AS per barel. Dibayangi Pertumbuhan Produksi, Harga Minyak Bervariasi | PT Kontak Perkasa Futures Cabang MakassaInternational Energy America (IEA) mengatakan dalam sebuah laporan, lebih dari tiga juta barel per hari dari kapasitas pertumbuhan dapat dihasilkan jika harga naik sampai US$80 per barel. Pada saat yang sama, permintaan untuk produk minyak olahan di Eropa melemah. Pasar telah rebound selama lebih dari 60 hari, di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan produksi AS dapat merusak kesepakatan OPEC untuk mengurangi produksi selama semester pertama tahun ini. Menteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luaibi mengatakan, pemotongan produksi kemungkinan akan perlu diperpanjang ke dalam paruh kedua 2017. Bahkan Irak siap untuk bergabung dalam upaya tersebut. Irak sepakat untuk menurunkan produksinya sebesar 210 ribu barel per hari, tetapi produsen terbesar kedua OPEC ini awalnya berusaha untuk bebas dari langkah pemotongan, dengan alasan membutuhkan pemasukan untuk melawan pemberontakan ISIS. Harga minyak sebelumnya sedikit menguat setelah Menteri Perminyakan Irak mengatakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC kemungkinan perlu memperpanjang pemotongan produksinya ke dalam paruh kedua 2017. Produksi minyak AS dapat tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari pada 2022 dengan harga sekitar US$60 per barel. Harga minyak mentah dunia bervariasi setelah Badan Energi Internasional memperkirakan adanya pertumbuhan produksi minyak. Dilansir dari CNBC, Selasa 7 Maret 2017, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate turun 13 sen per barel menjadi US$53,20. Sedangkan minyak mentah Brent naik 15 sen per barel menjadi US$56,05. ( Baca : BI: Pasar Domestik Siap Hadapi Kenaikan Suku Bunga Fed Maret Ini ) Harga Minyak Bergerak Bervariasi Dibayangi Kenaikan Pasokan | PT Kontak Perkasa Futures Cabang MakassarMenteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luaibi mengatakan pemotongan kemungkinan akan perlu diperpanjang ke dalam paruh kedua 2017. Irak bahkan siap bergabung dalam upaya tersebut. Irak sepakat untuk mengurangi produksi 210 ribu barel per hari tetapi produsen terbesar kedua OPEC ini awalnya berusaha untuk terbebas dari setiap langkah pemotongan, dengan alasan membutuhkan pemasukan untuk melawan pemberontakan ISIS. Sementara harga minyak AS kembali berayun lebih rendah setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pertumbuhan potensial serpih minyak dan memudarnya permintaan produk olahan. Faktor yang menjadi pendorong upaya global untuk mengakhiri kekenyangan pasokan. Produksi minyak AS dapat tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari pada 2022 dengan harga sekitar US$ 60 per barel, menurut laporan IEA. Harga minyak telah rebound selama lebih dari 60 hari di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan produksi AS dapat merusak kesepakatan anggota OPEC untuk memangkas produksi pada paruh pertama tahun ini. "Kami masih mencari arah. Kita tidak bisa mendorongnya terlalu jauh dan terlalu cepat dan hanya mendapatkan lebih dari US$ 55," kata Direktur Pengembangan Bisnis Frost dan Sullivan Carl Larry. Dia mencatat bahwa harga minyak AS telah beringsut ke atas tapi tidak mencapai angka maksimal. Harga minyak sempat menguat setelah Menteri Perminyakan Irak mengatakan OPEC kemungkinan perlu untuk memperpanjang pemotongan produksi memasuki paruh kedua 2017. Rencananya, negara anggota OPEC akan berkumpul pada konferensi energi CERAweek tahunan di Houston pada pekan ini. Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi, dengan Brent mencatat kenaikan sementara WTI sedikit berkurang. Volatilitas harga minyak ini, terpicu komentar Menteri Perminyakan Irak bahwa pemotongan mungkin bertahan dan memasuki babak kedua tahun ini. Melansir laman Reuters, Selasa (7/3/2017), harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 13 sen menjadi US$ 53,20 per barel. Sementara minyak mentah Brent ditutup naik 11 sen ke posisi US$ 56,01 per barel. Kontak Perkasa Futures Categories All
0 Comments
Leave a Reply. |
Official Website
PT Kontak Perkasa Futures Profil Perusahaan Legalitas Badan Regulasi Fasilitas dan Layanan Archives
May 2017
Categories
All
Networks
|