Smelter ini mengolah hasil Produksi Freeport | PT Kontak Perkasa Futures Cabang SurabayaPerundingan pun telah dilakukan, hanya saja bukan kesepakatan yang didapat melainkan justru kesejahteraan yang juga diturunkan oleh manajemen dan dinilai tidak sesuai dalam perjanjian kerja bersama (PKB). Padahal, kata Zainal, para pekerja itu sudah berkontribusi besar terhadap pembangunan smelter. "Melalui upaya kami menaikkan kapasitas produksi dari 90 ton per jam sampai hari ini 140 ton per jam dengan jumlah pekerja yang tetap," tutur dia. Ia meminta kepada manajemen untuk dapat menghargai perjanjian kerja yang telah dibuat. Sebelumnya, kata dia, pihaknya telah melayangkan surat permohonan mogok kepada manajemen dan dinas ketenagakerjaan setempat. Namun, saat mogok berlangsung, manajemen justru melakukan intimidasi besar-besaran dan menganggap mogok kerja tidak sah karena tanpa izin. "Kami minta kepada manajemen untuk konsekuen dalam menjalankan perjanjian bersama dan PKB yang disepakati," tutur dia. Dijelaskannya, pabrik smelter yang mengolah konsentrat dari PT Freeport Indonesia ini, pada awalnya merespons negatif tuntutan karyawan terhadap perlakuan diskriminasi kenaikan upah. Perusahaan itu disebut menaikkan upah tanpa menggunakan formula kenaikan upah yang telah ditetapkan sebelumnya. Diskriminasi itu telah dimulai sejak April 2016. "Sebagian pekerja yang mayoritas itu kenaikannya (gaji) hanya diberikan sebesar lima persen. Di sisi lain, pada posisi tertentu dilakukan kenaikan sebesar 170 persen. Hal ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang kami buat melalui perjanjian bersama yang sudah kami sepakati dengan perusahaan," ujar dia. Sebanyak 309 karyawan PT Smelting Gresik dipecat, lantaran meminta kesetaraan upah. Hal itu diambil secara sepihak oleh perusahaan, yang mana keputusan itu diambil setelah adanya mogok kerja oleh karyawan tersebut. Ketua pelaksana unit kerja serikat pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Zaenal Arifin mengatakan, pemecatan dilakukan secara sepihak tanpa didahului dengan pertemuan antara perusahaan dan pekerja. "Jumlah pekerja di tempat kami 500 orang, yang mogok kerja 309 orang. Yang mogok ini memegang di seluruh bagian, dari bongkar muat di pelabuhan, finishing, termasuk di laboratory. Ini juga yang menyebabkan pabrik berhenti produksi," kata Zaenal dalam konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, Selasa 7 Maret 2017. Pekerja PT Smelting Gresik Mogok, Konsentrat Freeport Tak Terserap | PT Kontak Perkasa Futures Cabang SurabayaProduksi PT Smelting sendiri mencapai 140 ton konsentrat per jam dan menghasilkan 300.000 ton lempeng tembaga. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuntut pemerintah untuk turun tangan terkait kasus ini. Sebab, dampak dari tidak terserapnya konsentrat, Freeport Indonesia ikut merumahkan pekerjanya. Zainal sendiri berharap agar manajemen PT Smelting Gresik bisa segara membuka dialog dengan serikat pekerja sehingga masalah ini bisa diselesaikan. Selain itu, manajemen juga diminta untuk berkomitmen terhadap perjanjian kerja bersama (PKB) dan tidak lagi melakukan tindakan yang bersifat diskriminatif. Ia menuturkan, diskriminasi yang dimaksud yakni terkait kenaikan gaji pekerja yang hanya 5 persen. Sementara kenaikan gaji untuk posisi atasan justru mencapai 170 persen. Hal itu dinilai tidak adil lantaran pekerja juga memiliki andil penting menaikan produksi peleburan konsentrat. Selain itu, pekerja juga menyesalkan sikap perusahaan yang memberikan surat peringatan (SP) kepada pekerja dan berakhir kepada pemutusan hubungan kerja (PHK). Tak hanya itu, PT Smelting juga disebut tidak membayar gaji pekerja, bahkan sebelum mogok kerja dilakukan pada 19 Januari 2017 lalu. Bahkan, seluruh akses kesehatan pekerja dan keluarganya ikut diblokir. Sudah lebih dari sebulan, sekitar 309 pekerja PT Smelting Gresik melakukan mogok kerja. Akibatnya, operasional perusahaan tidak bisa berjalan normal. PT Smelting Gresik adalah satu-satunya perusahaan pengolah 40 persen konsentrat yang berasal dari PT Freeport Indonesia. Saat ini, lantaran operasional perusahaan tidak berjalan normal, konsentrat Freeport tidak terserap. Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Logam (SPL) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Smelting, Zainal Arifin mengatakan, aksi mogok kerja dilakukan sebagai tindak lanjut sikap perusahaan. "Perusahaan melakukan diskriminasi mengenai upah kami," ujar Zainal saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/3/2017). ( Baca : Laba Bersih Adaro Naik 119,5 Persen ) Serikat Pekerja: PT Smelting PHK 309 Pekerja | PT Kontak Perkasa Futures Cabang SurabayaDirinya menambahkan, kenaikan upah tersebut tidak sesuai dengan Perjanjian Bersama (PB) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke-7 antara pihak manajemen dengan pekerja. Bahkan pada tahun sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi dan baru terjadi di tahun lalu. "Sudah ditanya, tetapi dialihkan dan tidak mau menjelaskan. Kenaikan ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang kami buat yaitu melalui perjanjian kerja bersama antara kami dengan pihak perusahaan sebelumnya," jelas dia. Sekadar diketahui, mogok kerja telah dilakukan serikat pekerja sejak 19 Januari lalu. Namun karena aksi mereka dihalangi perusahaan, para pekerja memilih untuk mogok kerja di luar lingkungan perusahaan. Serikat pekerja berharap agar manajemen mau membuka diskusi agar masalah ini dapat diselesaikan. Selain itu, mereka berharap agar hak mereka yang telah dicabut oleh perusahaan dapat dikembalikan lagi. Kejadian di tempat kami berawal April 2016 kemarin di mana perusahaan kami melakukan diskriminasi terkait masalah upah. Dimana sebagian pekerja yang mayoritas itu kenaikannya hanya diberikan sebesar lima persen. Di sisi lain posisi tertentu dilakukan kenaikan 170 persen," ujarnya di Hotel Mega, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 7 Maret 2017. PT Smelting Gresik dinilai telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 309 tenaga kerja. PHK yang dilakukan perusahaan smelter dari PT Freeport Indonesia itu karena para pekerja melakukan mogok kerja selama hampir sebulan lebih. Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Logam (SPL) FSPMI PT Smelting Gresik, Zaenal Arifin mengatakan, mogok kerja dilakukan karena diskriminasi kenaikan gaji tiap golongan pegawai. Bahkan posisi tertentu mengalami kenaikan gaji hingga 170 persen. PT Kontak Perkasa Categories All
0 Comments
Leave a Reply. |
Official Website
PT Kontak Perkasa Futures Profil Perusahaan Legalitas Badan Regulasi Fasilitas dan Layanan Archives
May 2017
Categories
All
Networks
|